Sabtu, 14 Mei 2016

Discover The Glamorous of Paris with Fantasy Fragrance Raja Ampat

     Honestly, aku adalah tipe orang yang menggilai all about foreign include travelling. But lately, aku sadar bahwa Indonesia jauh lebih indah dibanding semua tempat wisata luar negeri yang aku tahu.
      Finally, aku berkesempatan untuk mengunjungi salah satu list top five destinasi travel-ku, yaitu Raja Ampat, Papua. I'm so grateful to do this journey. Aku sampai di Bandara Domine Eduard Osok, Sorong, Papua, sekitar pukul 11 pagi. Setelahnya aku melanjutkan perjalanan dengan menggunakan taksi untuk mencapai pelabuhan rakyat, dimana satu-satunya cara menuju ibukota Raja Ampat (Wasai) hanya dapat ditempuh dengan mengandalkan perjalanan laut. Sepanjang perjalanan darat dengan taksi, aku sudah bisa merasakan keeleganan bahkan keglamoran alam kota ini. Semuanya terasa seperti menelusuri kota Paris dengan sudut pandang yang hijau. Aku yakin aku telah jatuh cinta sejak pertama kali aku menginjakan kaki di kota Maha Indah ini, sungguh Indonesia memiliki keharuman fantasi yang telah lama aku idam-idamkan.
      Sekitar pukul setengah 12 siang waktu Indonesia bagian Timur, aku sampai di pelabuhan rakyat. Disana aku dan puluhan wisatawan lainnya dibuat dilema dengan pilihan kapal yang ada. Tapi sepertinya aku cepat tanggap dengan segera memilih menaiki speedboat, yang memang sepertinya sudah hampir penuh mengingat kendaraan inilah cara tercepat untuk sampai di tempat impianku, tempat dengan keharuman Paris hijau. Sambil menunggu keberangkatan di jam 12 nanti, aku berkeliling menikmati aroma laut yang mulai terasa melimpahi tubuh mungilku. Sebari berkeliling kusempatkan diri untuk membeli beberapa bekal makan dan minuman seperti yang sudah disarankan oleh instruktur tadi.
      Tepat pukul 12 WIT, aku berangkat dengan speedboat ini. Sang instruktur membuka pembicaraan dengan mulai menceritakan dan juga menjelaskan setiap detil yang ada di laut Raja Ampat. Aku sudah tak dapat mengendalikan telingaku untuk mendengarkan sang instruktur karena satu alasan, aku telah terbuai oleh laut Raja Ampat. Setelah beberapa menit instruktur berbicara, kami para wisatawan diberi waktu pribadi untuk beristirahat, berfoto atau sekedar mengilhami keindahan alam yang terhampar di depan mata kami. Aku rasa, aku sudah tak sadarkan diri karena terlalu mabuk dengan pemandangan Paris versi laut di hadapanku.
        Dan...this is the moment. Inilah climax yang kutunggu-tunggu setelah hampir 4 jam perjalanan menikmati aroma glamorous laut. Rasanya seperti mimpi, ya fantasy, tepat sekali. Ini benar-benar seperti memasuki dunia dongeng, I'm stuck in this moment. Aku mati rasa, mataku masih terus terbelalak, bahkan hidungku sudah tidak dapat lagi berfungsi dengan baik, yang dapat kuterima hanyalah harum semerbak keindahan fantasi Raja Ampat yang benar -benar terasa seperti mengagumi sosok gagah menara Eiffel di Paris. Aku terharu, dan tak terasa air mataku sudah mengalir deras yang mungkin takkan kusadari hingga wisatawan asing yang datang bersamaku tadi mennyenggolku dengan sengaja seraya memberitahuku untuk menghapus air mataku. Dia bilang 'This is a gift from God, you should be happy, why are you crying?' yang kubalas dengan senyuman sambil segera menghapus air mataku. Sejujurnya aku malu, akulah pribuminya, mengapa pula aku yang menangis terharu menyaksikan keindahan negaraku sendiri? Tapi apalah daya, aku benar-benar bangga, hingga tak dapat menahan desakan air mataku.
  Next journey,  setelah mendengar kata Raja Ampat yang terlintas dipikiranku hanyalah diving ataupun snorkeling. Meskipun itulah intinya, tetapi ternyata Raja Ampat menawarkan hal lain untuk dinikmati seperti, menjelajahi pulau Raja Ampat dengan perahu, melakukan permainan kayak, menikmati indahnya karst di Pulau Wayag, mengunjungi burung cendrawasih merah khas Papua Barat, memberi makan kuskus, menjelajahi gua kelelawar, trekking untuk menemukan air terjun, menikmati berbagai pertunjukan tradisional di Waigeo, mengagumi pesona Gua Tomolo, menikmati pulau Ayau, menyaksikan fenomena 'Hantu Laut', dan barulah menelusuri bawah laut Raja Ampat dengan berbagai macam destinasi bawah laut ala Raja Ampat baik dengan snorkeling maupun diving.
         Aku benar-benar tak ingin melewatkan satu detikpun keindahan Raja Ampat, rasanya tidurpun tak mau. Ini merupakan perjalanan paling berkesan yang pernah aku lalui seumur hidupku. Bagiku, selama ini aku telah salah menilai Indonesia. Kupikir Indonesia tak seindah Greece, tak secantik Iceland, dan tak seharum keglamoran kota Paris. Tapi nyatanya Indonesia lebih dari itu, Raja Ampat telah menyadarkanku bahwa Indonesialah yang memiliki segala kekuatan alam itu. Bahkan Raja Ampat dapat menyadarkanku bahwa fantasi keglamoran Paris tidaklah seharum yang kubayangkan sebelumnya. Raja Ampat adalah keharuman fantasi glamorous nomor satu yang kini kuketahui dan akan terus kukenang lewat harumnya Vitalis Body Scent Glamorous Fantasy Paris, yang selalu kubawa kemanapun aku melangkah di atas hamparan Raja Ampat.


Kamis, 28 April 2016

Jawaban (old entry)

Tanyaku
Apa ini?
Tak tahu.
Goreskan setetes tinta

Tanyaku
Apa itu?
Misteri.
Alirkan sebuah rasa

Tanyaku
Mengapa?
Tak acuh.
Gantungkan seutas tali hati

Tanyaku
Bagaimana?
Tak ada jawab.
Lukiskan keindahan

Tanyaku
Inikah?
Jawabnya...
CINTA.

Angkasa

Tangan ini...yang pertama
mendesir seperti sahara
membeku seperti kutub utara
berkupu meski tak kentara

Aku, tersipu...
Baiklah, aku hanya ingin bersimpuh
berhenti disaat inilah rumahku
memejam karena disinilah sandaranku

Tanganmu...mungkin bukan yang pertama
tetapi tetap menghangat seperti bara
tetap meneduh seperti kubah
Dan aku..semakin..mengangkasa

Dini

Membatu seakan menjerat asa
Meradang melumpuhkan masa
Menjerit mendapati fana
Aku berkeluh berpeluh asa

Saat ini memang begini
Melulu soal kisah cerita dini
Tak tahu bagaimana kini atau nanti
Hanya berdri disaat ini masih bersemi

Balada Mencinta

Merah muda menjadi tanda
Bagaimana kelabu bermetamorfosa
Hijaupun semakin nekad membunga
Seakan biru tak lagi punya cerita

Awasi sang biru!
Karena merah muda tak akan utuh,
tanpa biru yang mengharu
Lalu...Siapkah kamu?

Jumat, 18 Maret 2016

Mystery of WTC (created in 2 years ago)

Mistery Of WTC ( World Trade Center )

            September ini kita memperingati 13 tahun pasca tragedi pembajakan pesawat oleh teroris yang menabrakan badan pesawat pada twins tower milik Amerika.
            Jika kamu ditanya, “Pernahkah sedetik saja dalam hidupmu, kau tak lagi punya harapan, matamu hanya melihat kegelapan, dan yang kamu inginkan hanyalah menyerah dari kehidupan?”. Jika memang pernah, saat-saat seperti apakah itu?. Apakah kau akan jawab, “Saat aku sakit, saat teman tak lagi disisiku, saat salah satu keluarga atau orang yang tercinta meninggalkanku, atau saat aku dihukum guru?”. Apakah pernah kau berpikir untuk menjawab “Ketika kiamat menghampiriku”.
            Huh, saat ini pasti kau berpikir bahwa, “Penulis ini benar-benar gila”, tanpa kau tahu betapa bencana menyerupai kiamat itu pernah bahkan sering terjadi disekitarmu.
            Janganlah kau berkhayal tentang kematian-kematian yang sudah biasa adanya terjadi di muka bumi ini. Khayalkan saja bagaimana porak porandanya manusia dipertemukan dengan bencana yang bahkan belum secuilpun dari kiamat, seperti tsunami dihamparan Aceh, gempa bumi di Cina, Bombardir di Palestina yang hingga kini tak kunjung mereda misalnya, atau kau boleh bayangkan adegan-adegan dalam film Final Destination benar-benar terjadi, karena siapa tahu, sedikit kemungkinan adegan itu memang pernah terjadi di seberang sana.
            September ini, 13 tahun lalu di negara dan benua yang sudah sepenuhnya maju. Teman-teman kita, saudara-saudara semuslim juga nonmuslim kita pernah menjadi pelakon dalam peristiwa biadab pemotret detik-detik pembinasaan manusia, yang Subhanallah telah menjadi kiamat bagi 2 gedung pencakar langit ini dan juga seluruh muslim di seluruh dunia.
            Mengapa? Karena sejak peristiwa 9/11, dimana hari nahas itu telah membunuh beribu manusia dan dengan tega pula membunuh semua sangkaan baik dunia terhadap Islam dan muslim dimuka bumi ini.
            Fenomena unik dari tragedi ini ditemukan oleh beberapa pengamat, bahwasanya tragedi ini telah tercatat dan telah diperingatkan oleh Allah didalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 109, yang bermakna : “ Maka apakah orang-orang yang mendirikan bangunannya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-Nya itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang Zalim.”
            Tahukah kalian pada surat At-Taubah disebutkan kata di tepi ujung yang runtuh yang dalam bahasa Arab berarti, “ JURUFIN HAR” dan pada kenyataannya 14 abad kemudian kata tersebut menjadi nama sebuah jalan di kota New York tempat berdirinya WTC, yaitu : jalan JERF HAR
            Fakta unik lainnya, surah At-Taubah ternyata terletak pada juz ke-11. Bulan terjadinya tragedi itu adalah bulan September (bulan ke-9), dan adapun surah At-Taubah berada diurutan ke-9 dari Al-Qur’an. Tahun terjadinya tragedi itupun pada tahun 2001, dan lagi surah At-Taubah terdiri dari 2001 huruf. Sekali lagi jumlah tingkat gedung WTC ada 109 tingkat dan hal terkait tragedi yang telah tertulis dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 109. Subhanallah, Maha Suci Allah!!
            Mulai dari rumor, isu, gosip, dugaan, hingga berbagai analisis dikemukakan, namun sampai sekarang tragedi WTC 9/11 tetap menjadi misteri yang belum terungkap. Tuduhan Osama Bin Laden yang diindikasikan sebagai sang aktor di balik peristiwa ini pun, masih banyak disangsikan oleh beberapa kalangan. Ditemukan dalam salah satu buku yang juga mengulas kisah dibalik tragedi WTC yang berjudul The Dark Side Of 9/11 terbitan Eramuslim Digest, Bahwa fakta tentang peristiwa WTC sengaja digelapkan demi kepentingan AS dalam menghancurkan tatanan dunia yang dimulai dari musuh terbesar mereka yaitu Islam yang dicap sebagai The Green Enemy, setelah mereka berhasil meruntuhkan The Red Evil, Uni Soviet (musuh mereka sebelumnya).
            Lucunya, gedung WTC-7 yang ikut rubuh secara aneh selang beberapa jam gedung WTC-1 dan WTC-2 ditabrak, padahal tidak tersentuh sedikitpun oleh badan pesawat dan berada beberapa blok jauhnya dari gedung kembar. Pemerintah AS menanggapi hal ini dengan pernyataan bahwa WTC-7 rubuh disebabkan oleh kebakaran di dalam kantor. Bukankah tidak masuk akal?
            Fetzer (salah seorang editor VETERAN TODAY)  dan juga pakar metalugi insinyur McGrade Kathy menyatakan bahwa, “api tidak membakar cukup lama atau cukup panas untuk menyebabkan baja hancur, apalagi meleleh.” Artinya gedung WTC yang dilapisi kerangka baja ini tak mungkin hancur hanya karena panasnya api, sekali lagi ada misteri dibalik semua ini.
         Begitulah sekiranya kejanggalan-kejanggalan yang terjadi dalam peristiwa nahas Black Tuesday yang dapat kami temukan. Semoga dengan adanya informasi ini dapat membuka hati para penentang Islam, bahwa Islam bukanlah teroris melainkan hanyalah korban manipulasi orang-orang berpikiran sempit. Islam selalu mengajarkan kepada kaumnya arti ikhlas dalam kehidupan.
       Liputan terakhir kami datangkan dari AS dan peringatan ke-13 tahun tragedi ini dengan peresmian Museum 9/11, New York. Presiden Barack Obama telah meresmikan museum ini pada Kamis 15 Mei 2014 waktu setempat, untuk mengenang serangan teroris 11 September 2001 yang menewaskan korban sekitar 3.250 orang. Museum ini terletak di bekas gedung kembar World Trade Center.
       Adapun dalam pidatonya Obama mengatakan, “Museum itu bisa menjadi penyembuhan sekaligus memastikan bahwa mereka yang belum lahir saat itu tidak akan pernah lupa akan serangan teroris terburuk di Amerika”.
            Dan  dalam museum yang telah dibuka pada 21 Mei lalu, pengunjung seolah diajak kembali ke hari  dimana gedung kembar itu runtuh setelah ditabrak pesawat yang dibajak pada September pagi, 13 tahun silam.

            Sekian informasi yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat!!

Favourite Book Ever

Black Tuesday 9/11
(Zianka Syifa)
Judul Buku     : Bulan Terbelah di Langit Amerika
Pengarang       : Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra
Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama
                          Cetakan pertama Mei 2014
                          Cetakan ketiga Juli 2014
Tebal               : xxx + 344 halaman

            Kali ini Hanum dan Rangga berkesempatan untuk sekali lagi menunjukan pada dunia apa Islam yang sebenarnya. Melalui buku ini Hanum dan Rangga berhasil menumpas utas apa, siapa, bagaimana aksi-aksi dibalik peristiwa 9 September 2001, 13 tahun silam.
            Jika lewat karya sebelumnya Hanum dan Rangga dengan 99 Cahaya di Langit Eropa nya mampu membuat para pembaca terbelalak dan terkaget dengan keajaiban-keajaiban Tuhan juga mampu menyadarkan seluruh muslim di dunia bahwa Islamlah pemimpin pertama peradaban dunia ini. Maka lewat buku yang satu ini, kita -para pembaca- di beritahukan bahwa Islam bukanlah sekedar sekumpulan kaum teroris seperti sangkaan buruk dunia terhadapnya, namun Islam adalah pahlawan dunia yang hanya menjadi korban manipulasi dalam tragedi nahas Selasa itu. Lewat buku ini pula, kita diajarkan bagaimana cara menjadi agen muslim yang lebih baik lagi dengan cara ikhlas menjalani garis takdir yang telah ditentukan Tuhan. Sungguh Islamlah yang membawa mata dunia menuju cahayanya.
            Seperti halnya Berjalan Diatas Cahaya dan 99 Cahaya di Langit Eropa, Bulan Terbelah Dilangit Amerika pun mengisahkan perjalanan 2 pasang insan ini di Benua selanjutnya demi mengilhami kebesaran Islam.
            Yang selalu dan tak lupa ditonjolkan oleh seorang Hanum dan Rangga adalah kebenaran-kebenaran yang terjadi sebagaimana peristiwa aslinya karena memang kisah ini diangkat dari kisah nyata yang mereka alami sendiri. Bahkan, riset hasil pencarian yang telah kami tela’ah 99 % terbukti asli sebagaimana adanya.
            Buku ini juga dibubuhi makna dan pesan pada setiap kisahnya. Bahasa yang tak rumit untuk dimengerti, dan juga cerita-cerita yang sangat informatif untuk didalami.
            Satu lagi yang tidak kalah  menarik dari buku ini, yaitu tanda Best Seller yang seakan memang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan bahkan sejak anda membuka halaman pertama.
            PENASARAN?? Ayo kita simak lebih jauh kisah-kisah didalamnya!
            Inilah sepenggal sinopsis Bulan Terbelah di Langit Amerika, “Amerika dan Islam. Sejak 11 September 2001, hubungan keduanya berubah. Semua orang berbondong-bondong membenturkan mereka. Mengakibatkan banyak korban berjatuhan, saling curiga, saling tuding, dan menyudutkan banyak pihak. Ini adalah kisah perjalanan spiritual di balik malapetaka yang mengguncang kemanusiaan. Kisah yang diminta rembulan kepada Tuhan. Kisah yang disaksikan bulan dan dia menginginkan Tuhan membelah dirinya sekali lagi sebagai keajaiban. Namun, bulan punya pendirian. Ini untuk terakhir kalinya. Selanjutnya, jika dia bersujud kepada Tuhan agar dibelah lagi, itu bukan untuk keajaiban, melainkan agar dirinya berhenti menyaksikan pertikaian antarmanusia di dunia.”
            Tak bisa diremehkan lagi, buku ini telah menggugah hati para pembaca tentang bagaimana Islam menyikapi dunia yang terus memojokan dan menjatuhkannya. Buku ini telah dipulas dengan begitu baik nan indah hingga sangat layak untuk dibaca oleh muslim maupun non muslim di seluruh dunia. Kisah-kisahnya dapat menarik kita kedalam cerita seakan kitalah pelakon dalam peristiwa tersebut. Sangat terasa.
            POV (point of view) yang diperjelas oleh dua sudut pandang berbeda membuat kita semakin mengerti bagaimana alur cerita yang terjadi. Tak lupa ilmu dan informasipun semakin banyak kita dapatkan.
Baiklah, sebagai pertimbangan tambahan untuk anda, buku ini telah kami baca berulang sebanyak 3 kali. Dengan begitu opini kami berasumsi bahwa buku ini dapat menuntun kita untuk menjadi agen muslim yang baik dimata dunia.

            SELAMAT MEMBACA!!

Rabu, 10 Februari 2016

Kesepian

            Oke guys, kenalin gw uzi. Yah, biasanya sih gw dipanggil dengan nama itu. Gw mau nyeritain tentang kegagapan gw dalam hal nge-punch keyboard. Engga, sorry gw becanda. Jadi disini gw bakal berbagi kisah tentang kejombloan gw. Ya, for sure, gw adalah seorang jomblo dengan kekuatan super pencetak rekor dunia yaitu si jomblo 18 tahun. Hmm, mungkin ini jayus buat lo-lo yang tingkat kejombloannya lebih parah dari gw—gw gak ngomong loh yah, ekspresi lo menceritakan semuanya. Yah mungkin buat lo yang udah jadi jomblo dalam waktu 20 tahun ke atas cerita ini gak akan berasa asyik lagi buat lo. Tapi sebenernya gw juga gak berharap kalo cerita ini asyik kok buat lo. Yang jelas gw cuman mau bilang kalo jadi jomblo itu rasanya lebih NGENEST daripada filmnya ko Ernest Prakasa.
                Banyak yang bilang kalo jadi jomblo tuh sebenernya enak, tapi lo tau? Itu semua bullshit! ‘Buat apa punya pacar kalo dengan jadi jomblo kita punya hak kebebasan untuk hidup?’ itu menurut lo. Tapi menurut gw, ‘buat apa hidup bebas kalo gw kesepian, lagipula kita gak lagi hidup di free country, man.’ Apa masih bisa disebut bebas kalo dengan ngebunuh koruptor gw tetep masuk penjara? Kita tetap hidup dengan bayang-bayang aturan kok, undang-undang masih berterbangan di otak lo, guys, tetap gak ada yang namanya bebas. Jadi, bebas gak bebas tetep setara nilainya buat para jomblo maupun yang taken.
                ‘Gw gak ngerasa kesepian kok ka, karena meskipun gw jomblo, gw tetep punya nyokap, bokap, sahabat, abang, teteh, kakak, adik, sepupu, nenek, eyang, kakek, enin, aki, buyut, cicit, cucut, curut,…’ atau apapun lah itu yang mau lo sebutin satu-satu. Yang jelas semua itu beda konteks, man. BE-DA! Jelas beda dong. Gini deh, gw tanya sama lo semua, seberapa banyak dari kalian yang lebih kepengen dikasih remeh coklat dari enin lo, dibanding dari pacar lo di hari Valentine?
Remeh coklat dari enin, guys? Apa artinya? Beda cerita kalo lo dikasih buntelan coklat sebiji—sebiji doang—yang dibungkus pake kertas gold ‘remek’ tapi kalo itu dari pacar lo, gw yakin itu pasti beda feeling. Lo semua jangan berani bohong sama gw, gw tau rasanya, bukan karena gw pernah pacaran, tapi karena gw pernah jadi saksi kemulesan pancreas gw sendiri, waktu temen gw masang muka ‘cememew’-nya itu pas cowok-nya ngasih sebiji coklat ‘yang cerita-nya Valentine’ ke dia. Sumpah, itu mungkin bisa bikin 13 turunan gw muntah depan enin-nya.
Kejombloan itu bakal makin terasa terlebih kalo lo adalah seorang pendatang atau perantau. Karena apa? Disaat para perantau taken kesulitan, sedih, atau gabut, alih-alih harus nyari bokap nyokap atau abang tetehnya buat curhat, mereka pasti bakal langsung curcol ke pacarnya dengan sangat mudah. Dan kemungkinan 0,000001 % pacarnya bakal nolak curhatannya, gak mungkin banget man, secara pacar gitu. Lo gak dengerin tuh curhatan, mending lo mampus aja. Dan sekarang lo bandingin dengan gimana nahasnya cerita si jomblo? Kalo si jomblo lagi sedih, sulit, atau gabut, gw yakin situasinya malah bakal lebih sulit lagi. Sebenernya gw males ngejelasinnya, karena tiap ngebahas ini, rasanya gw pengen mati aja. Sedih bingitz gw, asli dah.

Jomblo perantau adalah salah satu dari jenis jomblo ter-NGENEST se-Indonesia. Lo bayangin yah, udah perantau, sendiri di kota orang, family nihil, sahabat gak punya (buat yang baru beberapa bulan ngerantau pasti belom punya sahabat ‘kayak gw’), saudara gak punya (buat yang nge-kost dipastikan gak punya saudara ‘kayak gw’), ah pokonya lo gak bawa siapaun dari masa lalu lo buat lo jadiin temen curhat di masa sekarang. Bingung bingung deh lo mau curhat ke siapa?